Setelah memilih tempat yang baik, untuk mendirikan bangunan juga harus diperhatikan arah hadap bangunan. Oleh karena itu seni bangunan Melayu Riau mempunyai beberapa patokan berkenaan dengan arah.
Pertama, menghadap ke Utara. Arah hadap utara dianggap baik sekali, karena diyakini mendatangkan banyak rezeki, jarang ditimpa penyakit, dan selalu hidup berkecukupan, seperti dinyatakan ungkapan lama,
Kalau rumah menghadap ke utara
Bagai menahan belat di kuala
Satu dipasang dua isinya
Dua dipasang empat mengena
Bagai menahan belat di kuala
Satu dipasang dua isinya
Dua dipasang empat mengena
Kedua, menghadap ke Timur. Arah ini juga dianggap baik sekali, karena dipercayai akan membuat penghuni rumah mendapat rezeki melimpah, jauh dari segala macam penyakit, seperti dinyatakan,
Kalau rumah menghadap ke timur
Bagai lukah di pintu air
Pagi direndam petang berisi
Petang direndam malam penuh
Bukan penuhnya oleh apa
Penuh emas dengan urai
Penuh gelak nan berderai
Bagai lukah di pintu air
Pagi direndam petang berisi
Petang direndam malam penuh
Bukan penuhnya oleh apa
Penuh emas dengan urai
Penuh gelak nan berderai
Ketiga, menghadap ke Barat. Arah hadap ini dianggap tidak baik, karena bisa membuat penghuni bangunan selalu diserang penyakit panas dan tidak tenteram, seperti diungkapkan,
Kalau rumah menghadap ke barat
Bagai lesung batu tidak beranak
Lada ada sambal tak lumat
Garam sebuku tak tergiling
Bagai lesung batu tidak beranak
Lada ada sambal tak lumat
Garam sebuku tak tergiling
Keempat, menghadap ke Selatan. Arah hadap ini dianggap kadang-kadang mendatangkan kebaikan pada penghuni rumah, kadang-kadang tidak, seperti diungkapkan,
Kalau rumah menghadap ke selatan
Bagai peluntang di tengah sungai
Tuah kail puntung mengena
Sial kail umpannya habis
Bagai peluntang di tengah sungai
Tuah kail puntung mengena
Sial kail umpannya habis
0 komentar:
Posting Komentar