Setiap kali pulang kampung ke Sungai Pakning untuk liburan saya tidak pernah lupa mencicipi lezatnya gulai siput. Siput sawah merupakan bahan baku utama gulai siput. Ukurannya kira-kira seukuran biji kelereng hingga lebih besar sedikit dari kelereng. Di Kabupaten Bengkalis siput biasanya ditangkap di pinggir pantai ada yang menempel pada pohon bakau.
Siput segar (umumnya dalam keadaan masih hidup) bisa ditemukan di pasar tradisional di Sungai Pakning, dijajakan oleh ibu-ibu di emperan pasar. Takaran yang digunakan biasanya cupak atau tekong (seukuran kaleng kemasan susu kental manis).
Siput pantai dengan kuah berbumbu pedas ‘sedang’ dan santan yang tidak terlalu kental. Biasanya siput dimasak bersama salah satu sayur pelengkap (dalam bahasa lokal disebut rampai) seperti kacang panjang, pucuk daun keladi, terung asam, atau pakis (paku). Rasanya? kenyal dan seru. Seru, karena untuk memakannya perlu usaha ekstra. Daging siput disedot (di-slurup) hingga terlepas dari cangkang. Bila makan bersama, suara sedotan membuat suasana makan menjadi ramai oleh suara sedotan yang bersahutan. Agar mudah disedot bagian belakang cangkang dilubangi terlebih dahulu sebelum dimasak.
Bagi kawan blogger yang ingin mencoba makanan ini, saya rekomendasikan untuk tidak mencarinya di rumah makan, setahu saya makanan yang satu ini belum menjadi menu rumah makan. Makanan ini hanyalah menu rumahan keluarga Kota Sungai Pakning. Untuk menikmatinya kita harus mengunjungi keluarga yang ada di Sungai Pakning. Bila berkunjung ke Sungai Pakning, anda bisa kontak kawan blogger dari Sungai Pakning Blogger Community, mereka pasti akan dengan senang hati menjamu anda dengan gulai siput
3 komentar:
ahhhhhhhh..lapar jadinya lihat sifut ne.........udah 2 tahun gk makan ne kayaknya......ngilerrrrrrrrrrr.....
memang enak.....baru pagi nih udah lapar
mantap....masakan melayu..!!
Posting Komentar